tag:blogger.com,1999:blog-73002422950353032692024-02-02T09:42:50.475-08:00Perenungan CintaNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-35081161840406652532011-07-30T08:05:00.001-07:002011-07-30T08:05:33.696-07:00Labyrinth sang Mynotaur<i>Derajat cinta sejajar dengan nyawa dan iman. Saling mengisi saling membentuk memberi arti bagi hidup dan kehidupan dunia. Ketika ketiganya bersinergi maka hasilnya adalah sebuah cahaya. Cahaya ilahiah.</i><br />
<br />
Kata-kata di atas terdapat dalam cover belakang buku <a href="http://media.kompasiana.com/buku/2011/07/19/dear-love/" target="blank">Dear Love</a><br />
, sebuah buku antologi tentang kisah-kisah cinta yang nyata terjadi dalam kehidupan. Namun, terkadang cinta tak seindah apa yang digambarkan kata-kata tersebut. Bukannya menjadi cahaya yang menerangi, malah menjadi kegelapan yang pekat atau labirin gelap yang mengerikan. <br />
<br />
Betapa banyaknya kita temui berita -berita tentang mudahnya orang membunuh dengan alasan cinta. Baik <a href="http://pedangkayu.blogdetik.com/2011/02/17/day-027-kok-bunuh-diri/">membunuh dirinya sendiri</a> atau orang lain,bahkan terkadang orang yang katanya dia cintai. Mengapa cinta yang begitu indah dan agung malah berubah menjadi awan gelap yang membutakan mata hati sehingga tangan seakan mudah bergerak mencabut nyawa yang bukan haknya?<br />
<br />
Cinta yang buta adalah cinta yang tidak bersinergi dengan keimanan dan penghargaan terhadap nyawa dan kehidupan. Cinta seperti itu tidak akan membawa pencintanya ke jalan cahaya yang lurus. Cinta itu malah akan membawanya ke <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Labyrinth" target="blank">Labyrinth</a><br />
yang gelap dan tak berujung, yang dihuni monster <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minotaur" target="blank">Minotaur</a><br />
seperti dalam kisah mitologi <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Theseus" target="blank">Theseus</a><br />
. Orang yang masuk, atau lebih tepatnya dimasukkan dengan paksa, ke dalam Labyrinth itu tidak akan bisa keluar karena kerumitan jalan-jalan yang ada di dlaamnya. Saat dia sedang kebingungan dan ketakutan serta tak berdaya, saat itulah si monster datang menyerang dan memakannya hidup-hidup tanpa ampun. <br />
Monster bertubuh besar berkepala banteng itu menuntut pengorbanan para pemuda dan pemudi dari Athena setiap tahun. Mynotaur itu sendiri adalah simbol dari kecerdasan EGO kita sendiri. Dalam konsep <a href="http://cahaya-semesta.com/article/70159/mengenal--sei-se7en-energy-intelligence.html" target="blank">Se7en Energy Intelligence</a><br />
, kecerdasan EGO adalah kecerdasan paling rendah, yang lebih rendah dari tingkat kecerdasan binatang ternak sekalipun. <br />
<br />
Cinta adalah denyut nadi kehidupan, denting irama nada surgawi dan bukanlah monster pembunuh yang mengintai dalam labirin gelap. Cinta adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan dan bukan kegelapan yang menyesatkan. Cinta yang benar akan menghargai nyawa dan kehidupan serta tidak akan menghilangkannya dengan sia-sia. Keimanan akan membawa cinta menuju <a href="http://cahaya-semesta.com/article/72689/misteri-cahaya-full-and-edit-version.html" target="blank">Jalan Cahaya</a><br />
yang lurus dan penghargaan akan kehidupan membuat cinta menjadi pemelihara yang amanah. <br />
<br />
Semoga bermanfaat<br />
<br />
<br />
Akan datang hari<br />
Mulut di kunci kata tak ada lagi<br />
Akan tiba masa<br />
Tak ada suara dari mulut kita<br />
<br />
Berkata tangan kita<br />
Tentang apa yang dilakukannya<br />
Berkata kaki kita<br />
Kemana saja dia melangkahnya<br />
<br />
Tidak tahu kita<br />
Bila harinya<br />
Tanggung jawab tiba<br />
<br />
Rabbana<br />
Tangan kami<br />
Kaki kami<br />
Mulut kami<br />
Matahati kami<br />
<br />
Luruskanlah<br />
Kukuhkanlah<br />
Di <a href="http://cahaya-semesta.com/article/72689/misteri-cahaya-full-and-edit-version.html" target="blank">Jalan Cahaya</a> sempurna<br />
<br />
Mohon karunia kepada kami<br />
Hamba-Mu yang hina<br />
<br />
Ketika Tangan dan Kaki Bicara<br />
<br />
Chrisye, Lyric by Taufik IsmailNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-50219031396474117332010-07-14T11:19:00.000-07:002010-07-14T11:20:29.676-07:00Menulislah dengan cintamenulislah dengan cinta<br />tulislah apa yang kau rasakan<br />jangan perdulikan segala kekakuan aturan<br />jangan takut berbuat kesalahan<br /><br />menulislah dengan cinta<br />cinta yang kau rasakan<br />cinta yang kau inginkan<br />cinta yang engkau cita-citakan<br /><br />menulislah dengan cinta<br />biarkan media yang rindu<br />curahan dari hatimu<br />terpuaskan bagai tersiram air danau biru<br /><br />menulislah dengan cinta<br />biarkan cinta memenuhi kertas tulismu<br />biarkan jari jemarimu menari beradu<br />mengekspresikan dalamnya perasaanmu<br /><br />menulislah dengan cinta<br />biarkan para pembaca tulisanmu<br />merasakan lepasnya dahaga yang mengharu biru<br />kehidupan yang penuh deru dan debu<br /><br />menulislah dengan cinta<br />biarkan cinta menghangatkanmu<br />mencairkan kebekuan hatimu<br />yang lama sudah keras membatu<br /><br />menulislah dengan cinta<br />biarkan energi cinta yang tersimpan di hatimu<br />memancar dan menghangatkan pembaca tulisanmu<br />sehingga memberi mereka kehidupan baru<br /><br />Semoga bermanfaat, <br />Jakarta 24 Februari 2010<br /><br /><a name="fb_share" type="button_count" href="http://www.facebook.com/sharer.php">Share</a><script src="http://static.ak.fbcdn.net/connect.php/js/FB.Share" type="text/javascript"></script>Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-40803372744985219082010-07-14T11:11:00.000-07:002010-07-14T11:17:11.892-07:00Cinta lelaki sejati<span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati<br /></span>bukan hanya menemukan masalah menemukan objek yang dicintai<br />bukan sekedar hasrat menggebu saat bertemu pertama kali<br />bukan pula sebuah obsesi yang membuatnya buta mata buta hati<br />bukan pula yang membuatnya tergila-gila hingga lupa diri<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah suatu jenis seni<br />yang hanya dapat dilakukan karena dipahami<br />oleh seorang pencinta sejati<br />yang benar-benar memahami <span style="font-weight:bold;">SENI MENCINTAI</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />bukanlah perasaan lemah yang menuntut kepuasan dan dipahami<br />namun lebih merupakan kekuatan sejati<br />yang siap menerima dan memahami<br />serta lebih banyak berkorban dan memberi<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah cinta yang memberi karena peduli<br />adalah cinta yang peduli karena rasa tanggung jawab pada yang dicintai<br />tanggung jawab yang diimbangi penghormatan<br />dan penghormatan yang timbul karena dalamnya pengetahuan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta Lelaki sejati</span><br />bagai butir intan permata<br />diantara arang dan batu bara<br />walau terbuat buat dari bahan yang sama<br />namun sangat berbeda cara mengolahnya<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah benteng kukuh dan rumah yang nyaman untuk ditinggali<br />untuk ksejehtraaan orang yang dicintai<br />bukan pasir penghisap yang menelan yang dicintai<br />dalam lautan obsesi gila tak bertepi<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah cinta yang menyatukannya dengan yang dicintai<br />dengan tetap menunjung tinggi integeritas pribadi<br />bukan cinta yang membuatnya terasing dari yang dicintai<br />dari sesama manusia, dari kehidupan dan dirinya sendiri<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />bagai bahtera Nabi Nuh penyelamat dalam banjir<br />bukanlah rakit rapuh penuh kebocoran<br />yang tidak mungkin selamat sampai ke pantai tujuan<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah cinta yang membuat sang pencinta berkata<br />setengah bersumpah<br /><br />aku mencintaimu dalam diri semua manusia<br />aku mencintaimu dalam diri semua yang hidup<br />dan aku mencintaimu dalam diriku sendiri<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">(If I can say to somebody else, "I love you," I must be able to say, "I love in you everybody, I love through you the world, I love in you also myself.")</span><br />Erich Fromm, The Art of Loving<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cinta lelaki sejati</span><br />adalah cinta yang membuatnya<br />mencintai Rabb-nya sepenuh hati<br />memberkahi sesama manusia tanpa pamrih<br />serta terus meningkatkan kualitas diri<br /><br />Inspired by:<br /><br />The Art of Loving - Erich Fromm<br /><br /><a href="http://www.logos.co.id/">SEFT</a> - Ahmad Faiz Zainuddin<br /><br /><a href="http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150089562540597">Notes yang ini</a><br /><br /><a href="http://www.apocatastasis.net/OccultLibrary/Art-of-Loving-Erich-Fromm.html">Ringkasan The Art of Loving</a><br /><br /><a name="fb_share" type="button_count" href="http://www.facebook.com/sharer.php">Share</a><script src="http://static.ak.fbcdn.net/connect.php/js/FB.Share" type="text/javascript"></script>Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-89198549292171649522010-07-14T11:04:00.000-07:002010-07-14T11:10:08.478-07:00Transendensi kreatif dalam cintaApakah ada bedanya hanya diam menunggu<br /> dengan memburu bayang-bayang? Sama-sama kosong<br /> Kucoba tuang ke dalam kanvas<br /> dengan garis dan warna-warni yang aku rindui<br /><br /> Apakah ada bedanya bila mata terpejam?<br /> Fikiran jauh mengembara, menembus batas langit<br /> Cintamu telah membakar jiwaku<br /> Harum aroma tubuhmu menyumbat kepala dan fikiranku<br /><br /> Di bumi yang berputar pasti ada gejolak<br /> Ikuti saja iramanya, isi dengan rasa<br /> Di menara langit halilintar bersabung<br /> Aku merasa tak terlindung, terbakar kegetiran<br /> Cinta yang kuberi sepenuh hatiku<br /> Entah yang kuterima aku tak peduli,<br /> aku tak peduli, aku tak peduli<br /><br /> Apakah ada bedanya ketika kita bertemu<br /> dengan saat kita berpisah? Sama-sama nikmat<br /> Tinggal bagaimana kita menghayati<br /> di belahan jiwa yang mana kita sembunyikan<br /> dada yang terluka, duka yang tersayat, rasa yang terluka<br /><br /><br />Sahabat,<br /><br />pernahkah engkau terluka oleh cinta<br />terluka oleh sesuatu yang lebih indah daripada terbitnya mentari pagi<br />namun lebih mengerikan dari letusan gunung berapi<br /><br />Cinta, dia memang unik, memang aneh<br />lebih halus dan lembut daripada sutera<br />namun lebih kuat dan lebih keras daripada baja<br /><br />Rasa cinta adalah energi yang dahsyat. Kehampaan jiwa adalah suatu yang tidak bisa dihindari saat tiada bersama dengan yang dicintai. Cinta bagaikan pemantik api yang menyalakan bahan bakar kreatifitas. Ratusan ribu bahkan jutaan judul lagu dan bait puisi tercipta karena cinta. Buku-buku sarat makna terlahir dari tangan para penulis yang jiwanya terbakar api cinta. Namun, entah berapa banyak pula perang dan konflik tercipta karena cinta. Baik cinta antar anak manusia ataupun cinta pada negara dan bangsa. <br /><br />Sesungguhnya, rasa sakit karena luka itu adalah pertanda akan kebutuhanmu akan transendensi. Transendensi berarti melampaui status makhluk ciptaan yang pasif dan secara kreatif mengatasi permasalahan yang dihadapi, termasuk kegagalan cinta tersebut. (Erich Fromm, The Sane Society, 1955 page 41) Rasa sakit itu akan tetap menyiksa sampai kebutuhan itu terpenuhi, sebagaimana rasa lapar dipenuhi dengan makan dan rasa haus dihilangkan dengan minum. Bisa dibilang, kreatifitas adalah syarat mutlak dari kemampuan seseorang untuk transendensi.<br /><br />Kreatifitas berasal dari akar kata yang sama dengan kata <span style="font-style:italic;">"to create"</span> atau menciptakan. Kreatifitas adalah suatu kekuatan yang berbahan bakar emosi yang ditampung dalam tangki bahan bakar bernama kesabaran. Kreatifitas tanpa kesabaran bagaikan minyak atau bensin yang terhamburkan, siap meledak setiap saat. Bukanlah ciptaan bermanfaat yang dihasilkan namun malah kerusakan dan kehancuran yang terjadi. Sementara kreatifitas tanpa emosi bagai mesin dengan tangki bahan bakar yang kosong melompong, tidak ada daya untuk menghasilkan apapun jua. Dalam film <span style="font-weight:bold;">Enter The Dragon</span>, Bruce Lee menasihati seorang muridnya saat latihan. <span style="font-style:italic;">"I said Emotional Content, not Anger"</span> kata sang Master. <br /><br />Kreatifitas berarti juga keberanian untuk meninggalkan zona nyaman kita. Untuk menjadi kreatif, mau tidak mau kita harus melakukan petualangan menuju wilayah yang sama sekali tidak kita ketahui. Wilayah yang dipenuhi ketidak pastian dan tantangan bahkan marabahaya. Seperti mendaki menara langit dalam badai halilintar yang menggelegar atau mengarungi samudra luas yang seakan tak bertepi. <br /><br />Ebiet G. Ade dalam lagunya "Apakah ada bedanya" menggambarkan pendakian menuju transendensi itu sebagai <span style="font-weight:bold;">"Menara Langit"</span>. Ketika sang pencinta meningkatkan level eksistensi dirinya, dari eksistensi materi, eksistensi energi hingga eksistensi jiwa. Pendakian itu bagai menaiki menara yang menjulang tinggi ke langit, di tengah badai yang dahsyat dan petir yang sambar menyambar. Pada bait-bait awal lagu, sang pencinta masih pada level eksistensi materi, hanya tertarik pada kondisi fisik yang dia cintai. Walaupun kreatifitas sudah mulai tercipta, salah satunya dengan menuangkan apa yang dia rasakan ke dalam kanvas, ego sang pencinta terlihat masih dominan. Dia masih dikuasai kebingungan dan kesedihan saat tiada bersama kekasihnya. <br /><br />Pada akhirnya, sang pencinta mengambil keputusan untuk mendaki menara langit transendensi dirinya, berbekal kreatifitas, emosi dan kesabaran. Perlahan namun pasti dia mulai merasakan dirinya tiada terpisahkan secara energi dengan orang lain dan bahkan alam semesta. Pada akhirnya dia merasakan tiada lagi perbedaan antara pertemuan dan perpisahan, sama sama nikmat. Sama-sama menenteramkan jiwa sang pencinta yang sudah mengalami transendensi secara kreatif. <br /><br />Semoga bermanfaat<br /><br /><a name="fb_share" type="button_count" href="http://www.facebook.com/sharer.php">Share</a><script src="http://static.ak.fbcdn.net/connect.php/js/FB.Share" type="text/javascript"></script>Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-73762340476083335732010-07-13T01:14:00.000-07:002010-07-13T01:19:08.211-07:00Cinta dan SensasiBukanlah dirimu yang kucintai<br />namun, sensasi yang kurasakan saat mencintai engkau<br /><br /><a href="http://media.isnet.org/sufi/Mello/Katak/MakamKura.html">"Kisah pemakaman si Kura-kura" dalam buku "Doa sang Katak"<br />Anthony De Mello SJ<br /></a><br />Ketika seorang pemuda menyatakan cintanya pada seorang gadis dan sang gadis berkenan akan cinta tersebut, sejuta angan dan impian melayang bagai menari di atas awan. Pesta pernikahan impian ala dongeng-dongeng pengantar tidur anak-anak pun diselenggarakan. Bahkan kalau selama perlu 40 hari 40 malam. Suatu keajaiban yang didamba banyak manusia di dunia ini.<br /><br />Namun, perlahan tapi pasti, cepat atau lambat, masa sulit itu akan datang. Terkadang kedua mempelai yang sudah menjadi suami istri tidak menyadari betapa besar tanggung jawab yang harus diemban. Sensasi indah senandung tujuh puluh bidadari seakan tak terdengar lagi, berganti jeritan lolongan serigala di malam bulan purnama. Sosok indah putri cantik dan sosok pangeran tampan dari negeri antah berantah seakan tiada lagi, berganti dengan sosok-sosok sipir penjara bertampang angker dan tidak bersahabat. Istana Negeri Dongeng yang penuh alunan kebahagiaan telah berubah menjadi penjara bawah tanah yang gelap, suram dan menyeramkan. Cinta yang tadinya indah berbunga-bunga kini bagai bukit pasir nan tandus tak bermakna. They are no longer live happily ever after.<br /><br />Sebenarnya, kesalahan apakah yang sedang terjadi? Mengapa keintiman dan gairah membara yang ditunjukkan pada saat hubungan terjadi seakan redup begitu saja bagai lilin padam ditiup angin malam yang dingin?<br /><br />Banyak orang salah mengartikan cinta. Kekaguman dan sensasi gairah pada awal pertemuan dianggap sebagai besarnya rasa cinta. Mereka hanya mengartikan cinta sebagai suatu hubungan transaksional yang saling menguntungkan bagi kepentingan sesaat semata. Bukan menganggap cinta sebagai suatu kekuatan sinergi yang memberdayakan perubahan dan perkembangan positif dalam diri mereka dalam jangka panjang. Mereka hanya menginginkan cinta sebagai anugerah, bukan sebagai amanah.<br /><br />Sensasi dalam cinta terdiri dari Keintiman (<span style="font-style:italic;">intimacy</span>) dan gairah (<span style="font-style:italic;">passion</span>). Kedua hal tersebut, menurut <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Robert_Sternberg">Robert Sternberg</a>, memang bagian dari cinta. Bahkan, kedua hal itulah yang paling banyak dicari orang dalam cinta. Namun, ada satu komponen lain yang terlupakan namun penting untuk membuat cinta itu menjadi lengkap dan bermakna. Komponen itu bernama Komitmen (<span style="font-style:italic;">commitment</span>). Komitmen adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan keintiman dan gairah dari cinta tersebut. Tanpa komitmen, cinta bagaikan hidangan lezat tanpa wadah yang memadai. Seperti tabungan yang selalu diambil dan diambil tanpa ada penyetoran kembali, sehingga berapapun banyaknya akan habis tak bersisa. Pencinta yang hanya mengingkan keintiman dan gairah namun tanpa komitmen akan cepat merasa bosan. Dia akan segera meninggalkan pasangannya demi sensasi keintiman dan gairah yang dianggapnya sebagai cinta sejati.<br /><br />Cinta bukanlah petualangan maut ala <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Giacomo_Casanova">Cassanova</a>. Cinta bukan pula pasukan Nomaden yang merampok, memperkosa dan membumihanguskan kota demi kota sebagaimana dilakukan pasukan penyembah berhala seperti Viking, Mongol di masa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jenghis_Khan">Jenghis Khan</a> atau kaum barbar yang dipimpin <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Attila_the_Hun">Atilla The Hun</a>. Cinta bukan pula kesombongan sebagaimana kaum pagan membangun menara Babel yang dibangun untuk menembus langit.<br /><br />Cinta adalah proses pembangunan yang dilakukan dengan penuh komitmen dan keharuan sebagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail membangun Ka'bah. Sebagaimana Rasulullah SAW membangun jiwa para sahabat beliau sehingga mereka menjadi generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, demikian itulah cinta. Cinta yang sejati dan lengkap hanya datang pada mereka yang mempersiapkan wadah yang kuat, bersih dan harum untuk bisa menampungnya.<br /><br />Bagi orang dewasa cinta sudah menjadi kata kerja, artinya ‘cinta’ itu mewujud dalam bentuk aksi nyata yang dilakukan tanpa berpamrih, layaknya seorang ibu yang mencintai anaknya akan<br />terbangun ditengah malam buta untuk membuatkan susu untuk anaknya. Wujud aksi nyata itulah wadah yang kokoh, bersih dan harum. Semua orang ingin dicintai orang yang memiliki cinta seperti itu. Namun sayangnya, sedikit sekali orang yang mau mempersiapkan wadah cinta tersebut.<br /><br /><br /><span style="font-style:italic;">Be a man worthy of love, and love will come to you someday</span>, Insya Allah. <br /><br />Semoga bermanfaatNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-87620057408612810582010-07-13T01:06:00.000-07:002010-07-13T01:12:43.929-07:00Obsesi berkedok Cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhkb2Nyym1-LFKqOfrqhSoF0I982SWBE14fkuvMIji9jtoXg7iMs9MD3vTd__eOVmml_GLKlT5HGKFnbQkEjFQ6Esy8-DfwCArCdrfuP_2_eWpMEpEHMGZoTYtKawemh9upXWENkLLCw8c/s1600/800px-Typhoon_in_Hong_Kong.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhkb2Nyym1-LFKqOfrqhSoF0I982SWBE14fkuvMIji9jtoXg7iMs9MD3vTd__eOVmml_GLKlT5HGKFnbQkEjFQ6Esy8-DfwCArCdrfuP_2_eWpMEpEHMGZoTYtKawemh9upXWENkLLCw8c/s320/800px-Typhoon_in_Hong_Kong.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5493299836084687442" /></a><br />Malam itu, bulan bersinar pucat seakan memandang penuh kepedihan pada dunia yang penuh dosa dan kekejaman. Seperti menangisi bumi yang dikotori darah orang-orang yang tak berdosa selama berabad-abad.<br /><br />Perempuan itu berjalan tergesa-gesa, menembus gelapnya gang-gang yang sepi. Tidak ada orang, hanya kegelapan yang mencekam.<br /><br />Tiba-tiba, saat berjalan di dekat rel kereta yang penuh semak-semak, dia seperti mendengar langkah kaki beberapa orang di belakangnya. Perempuan itu mempercepat langkahnya, berharap bisa segera berada di tempat yang aman.<br /><br />Namun terlambat, dia sudah terkepung. Beberapa lelaki berjaket warna gelap sudah mengerubunginya. Suara logam dari pisau lipat yang mereka bawa terdengar menambah kengerian malam itu. Para lelaki itu tidak berkata apa-apa, namun dari yang tersirat dari gerak-gerik mereka sudah cukup untuk menyampaikan niat jahat yang tersembunyi.<br /><br />Tiba-tiba ... diantara beberapa lelaki itu, dia melihat seraut wajah yang dia kenali. Seraut wajah yang sangat dia benci, dari seseorang yang sudah lama terobsesi untuk mendapatkannya.<br /><br />"Kamu!!!" katanya terkejut, dengan kemarahan bercampur rasa takut. Perempuan itu tidak menyangka bahwa lelaki itu akan berbuat senekat ini.<br /><br />"Iya, sayang, ini aku" kata lelaki tersebut dengan senyum menyeringai bak serigala. "Kan aku sudah bilang kita akan bertemu lagi" Lelaki tersebut mengejek penuh rasa puas.<br /><br />Kerumunan binatang berwujud manusia itu makin mendekat, bau rokok dan alkohol tercium menyengat dari tubuh-tubuh mereka.<br /><br />tidak lama kemudian, seiring dengan jerit putus asa yang melenking, ... yang tertelan gelap malam<br /><br />Setelah itu ... malam sunyi pun kembali senyap .... seakan tidak pernah terjadi apa-apa<br /><br />Keesokan harinya, koran-koran pun memberitakan kematian seorang perempuan di dekat rel kereta. Mungkin tanpa pernah bisa diketahui apa yang sebenarnya terjadi di balik semua peristiwa terkutuk malam itu.<br /><br />Sahabat,<br /><br />ilustrasi di atas adalah salah satu bentuk kejahatan yang bisa terjadi akibat obsesi berkedok cinta. Seorang pecinta yang sudah terobsesi dengan yang dia inginkan sudah tidak lagi bisa menggunakan akal sehatnya.<br /><br />Cinta tentu tidak sama dengan obsesi walaupun obsesi bisa saja berkedok cinta. Apabila kesucian cinta sudah ternodai oleh obesesi, maka cinta itu tidak layak lagi disebut cinta.<br /><br />Dalam Confusing Love with Obsession, John D. Moore, MS, CADC menjelaskan 4 tahap obsesi yang disebut <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Obsessive_love">Obsessive Love Wheel</a>:<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tahap attraction atau ketertarikan:</span><br /><br />Pada tahap awal ini, si pencinta merasakan ketertarikan yang sangat kuat pada orang yang dicintai. sang pencinta seakan tidak peduli pada adanya kemungkinan ketidakcocokan yang ada. Tahap ini sering kali disalah artikan sebagai "cinta pada pandangan pertama"<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Tahap anxiety atau kecemasan:<br /></span><br />Pada tahap ini, sang pencinta merasakan hidupnya hampa, ketakutan akan kehilangan orang yang dicintai mencekam tanpa ampun.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tahap Obession atau obsesi:</span><br /><br />Pada tahap ini, rasa kecemasan dan rasa takut ditinggalkan makin menjadi-jadi. Terkadang si pencinta yang sedang tergila-gila itu mondar mandir tanpa tujuan di dekat tempat kerja atau kuliah dari orang yang dia incar. Atau sekedar menikmati suasana tempat-tempat yang berkesan dan pernah dihadiri oleh orang yang dia incar.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tahap Destruction atau kehancuran:</span><br /><br />Pada tahap Destruction atau kehancuran, sang pencinta tidak lagi bisa mempergunakan akal sehatnya. Hawa nafsu bercampur gejolak emosi sudah mencapai puncak kegilaannya sehingga tidak lagi peduli pada apapun resiko yang dihadapi. Salah satu contoh kegilaan tersebut adalah kejahatan yang diceritakan pada awal tulisan ini. Bisa jadi, inilah yang oleh Erich Fromm sebagai unlived life yang dia sebut sebagai sumber dari segala kecenderungan untuk menghancurkan atau destructiveness.<br /><br /><span style="font-style:italic;">"Destructiveness is the outcome of unlived life"</span><br /><br />Cinta berkedok obsesi bisa membawa konsekwensi mengerikan. Mereka yang memiliki kekuatan, baik fisik ataupun finansial, bisa saja berbuat zalim terhadap orang lain, apalagi yang dia obsesikan. Namun, mereka yang lemah masih bisa berbuat zalim terhadap dirinya sendiri, dalam bentuk menyakiti diri ataupun bunuh diri. Kasus <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/John_Hinckley,_Jr.">John Hinckley</a> bisa menjadi salah satu contoh. John sangat terobsesi pada artis Jodie Foster sehingga dia sampai nekat berusaha membunuh Presiden Amerika Serikat waktu itu, Ronald Reagan.<br /><br /><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Erich_Fromm">Erich Fromm </a>dalam the <a href="http://www.apocatastasis.net/OccultLibrary/Art-of-Loving-Erich-Fromm.html">Art of Loving</a> mengatakan bahwa cinta hakikatnya memberi dan memahami. Cinta yang benar akan menghasilkan kepedulian dan respon pada kebutuhan yang dicintai, dengan penuh rasa tanggung jawab dan penghormatan, disertai pengetahuan yang mendalam tentang yang dicintai itu. Cinta pada dasarnya adalah memberi bukan menerima, memahami bukan minta dipahami, berkorban bukan mengorbankan.<br /><br />Sedangkan obsesi hakikatnya adalah keinginan untuk menguasai, bahkan cenderung pada sadisme. Erich Fromm mendefinisikan sadisme dengan "a passion to have an absolute and unrestricted control over a living being, an animal, a child, a woman or a man" (suatu hasrat untuk menguasai dan mengendalikan suatu makhluk hidup, seperti seekor binatang, seorang anak kecil, seorang wanita atau pria, secara absolut dan tanpa batas)" - dari The Anatomy of Human Destructiveness.<br /><br />Cinta adalah warisan para Nabi dan orang-orang shaleh, sementara obsesi adalah warisan Iblis dan para tyrant atau diktator seperti Fir'aun, Namrudz, Hitler, Mussolini, Stalin dan sebagainya<br /><br />Obsesi bisa saja berselubung cinta, namun hakikatnya bukan cinta. Bila seseorang mengaku cinta tetapi terus menerus mengejar orang yang dia "cintai" itu, maka itu bukan cinta tetapi obsesi.<br /><br />Terkadang, kepada siapa seseorang bisa terobsesi sulit untuk diketahui. Akal dan logika seakan tak berdaya bagaikan ksatria yang patah pedangnya. Emosi dan hawa nafsu seakan berkoalasi menguasai ibu kota kerajaan tubuh bernama Hati/Qalbu. Dan Iblis serta anak buahnya pun tertawa terbahak-bahak, menanti pertemuan akbar dengan para pendosa di Neraka.<br /><br />Ternyata, hikmah menundukkan pandangan bukan hanya agar manusia terhindar dari dosa. Lebih dari itu, menjaga pandangan dan membersihkan jiwa adalah cara-cara yang disyariatkan oleh Islam untuk menjaga ketentramaan dan ketertiban hidup manusia secara keseluruhan.<br /><br />Firman Allah dalam surat An-Nur : 30<br /><br />"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman : "Hendaklah mereka menahan pandangannya"<br /><br />Sesungguhnya, kekasihmu ada dalam diri setiap orang dan engkau selalu bisa berbuat baik pada kekasihmu melalui diri setiap orang.<br /><br />Kalau kukatakan, aku cinta padamu,” sumpah yang kunyatakan, “aku mencintai kemanusiaan yang ada padamu, semua kehidupan serta diriku yang ada dan hidup padamu.” (Erich Fromm)<br /><br /><br />Referensi:<br /><br />The Anatomy of Human Destructiveness - Erich Fromm<br />The Art of Loving - Erich Fromm<br />Anatomi Cinta - Komunitas Bambu<br /><br />Situs:<br /><br />http://www.apocatastasis.net/OccultLibrary/Art-of-Loving-Erich-Fromm.html<br /><br />http://www.enotalone.com/article/2499.html<br /><br />http://en.wikipedia.org/wiki/Obsessive_loveNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-72826034865567861082010-07-13T00:54:00.000-07:002010-07-13T01:04:21.414-07:00Cinta, antara keteraturan dan kebebasan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhArLglD_3eZNukzILygdd09eLH-QZHBa1rI7stJBea3NMN-cG1MrHm88K92PlftBmZ9mNuRew_3bSBP1FyBnV8asf1uSP0XWp4RyCrO2-nWyk729qqiKSl74sO0hzLNo8k_3-IvMSETCdb/s1600/26786_1361928323831_1100276144_1117276_2926319_n.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhArLglD_3eZNukzILygdd09eLH-QZHBa1rI7stJBea3NMN-cG1MrHm88K92PlftBmZ9mNuRew_3bSBP1FyBnV8asf1uSP0XWp4RyCrO2-nWyk729qqiKSl74sO0hzLNo8k_3-IvMSETCdb/s320/26786_1361928323831_1100276144_1117276_2926319_n.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5493298501527055890" /></a><br /><br /><br /><br />Erich Fromm mengatakan bahwa orang yang <span style="font-style:italic;">Necrophilous</span> adalah orang2 yang lebih tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan kematian. Mereka adalah orang yang lebih tertarik pada masa lalu daripada masa depan. Masa lalu yang telah mati tertelan waktu, diharapkan kembali lagi. Kebutuhan psikologis akan kepastian sangat besar pada orang-orang seperti ini. Mereka sangat takut pada kehidupan karena kehidupan berada di luar kontrol mereka. Kehidupan adalah sesuatu yang dinamis penuh perkembangan dan perubahan.<br /><br />Mungkin <span style="font-style:italic;">necrophilous</span> sama dengan <span style="font-style:italic;">death instink Freud</span>, berlaku pada orang-orang yang menginginkan kepastian dan keteraturan yang extreme sehingga menjadi kaku dalam kehidupan.<br /><br />Cinta sejati tidak bisa tumbuh dalam lingkungan yang penuh kekakuan seperti itu. Cinta seperti tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di lingkungan yang sesuai, di tanah yang gembur. Hati orang2 necrophilous bagaikan tanah keras yang membatu, tidak bisa ditembus pohon bernama cinta. Pohon cinta akan mati karena kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangannya.<br /><br />di suatu daerah, para penduduknya memiliki kebiasaan unik. Apabila mereka hendak menebang pohon, mereka meneriaki pohon tersebut dengan kata2 makian. Setelah beberapa lama diteraiki terus menerus, pohon itu mulai meranggas dan mati sehingga mudah ditebang. cinta yang terus menerus dimonitor, diawasi, dikendalikan tanpa diberi ruang dan kepercayaan sedikitpun mirip pohon tersebut. Dia akan meranggas dan mati perlahan-lahan, setelah itu tinggal ditebang. Peraturan tetap diperlukan namun keteraturan yang mekanis akan membunuh cinta. Kebabasan yang kebablasan juga mengandung bahayanya sendiri<br /><br />Cinta memberi ruang yang cukup bagi masing-masing pencinta untuk tumbuh berkembang sseuai dengan keinginan masing-masing tanpa mengintervensi terlampau jauh. Namun, cinta juga memberi ikatan yang cukup kuat untuk menyatukan kedua pencinta sehingga kebutuhan akan keterhubungan tetap bisa terpenuhi.<br /><br />Kebutuhan akan keterhubungan mungkin merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar dan paling kuat yang ada pada manusia. Kegagalan memenuhi kebutuhan ini menyebabkan manusia terasing atau teralienasi. Orang gila adalah orang yang benar2 teraliensi dari kehidupan manusia yang lain.<br /><br />Kebutuhan itu bisa dipenuhi dengan cara menguasai, dikuasai atau cinta. Saat seseroang memenuhi kebutuhan keterhubungannya dengan cara menguasai orang yang dicintai, dia menjadi orang yang sadist. sEbaliknya, jika dia membiarkan dirinya dikuasai, maka dia menjadi seorang yang masochist. Cinta sejati tidaklah menguasai atau dikuasai, melainkan menghubungkan sang pencinta dengan yang dicintai dengan tetap mempertahankan integritas dan keterpisahan serta keunikan masing-masing. Cinta sejati memberi ruang yang cukup untuk kebebasan masing-masing dengan tetap mempertahankan terpenuhinya kebutuhan akan keterhubungan itu sendiri.<br /><br />Citna sejati, atau dalam istilah Fromm, cinta produktif memiliki 4 karakteristik,<br /><br /><span style="font-weight:bold;">karakter aktif:</span><br /><br />kepedulian<br />tanggung jawab<br /><br /><span style="font-weight:bold;">karakter pasif</span><br /><br />rasa hormat<br />pengetahuan<br /><br />Kebebasan dalam tingkat tertentu diperlukan untuk pertumbuhan masing-masing pencinta. Kebebasan itu disertai dan dibatasi oleh tanggung jawab dan kepercayaan. Adalah kewajiban masing-masing pencinta untuk bertanggungjawab menjaga kepercayaan itu. Cinta bagaikan sebatang pohon yang harus dirawat oleh kedua pencinta dengan kerja sama yang sinergis. Keinginan memiliki atau menguasai hanya akan menghasilkan keteraturan mekanis yang berlebihan. Keteraturan berlebihan itu akan membunuh cinta itu sendiri. Keinginan menguasai orang yang dicintai menyebabkan sang pencinta lupa merawat cinta itu sendiri, bagaikan pohon yang lupa disiram dan dirawat hingga akhirnya mati dan meranggas.<br /><br />Keinginan mengusai yang menghasilkan Keteraturan mekanis yang berlebihan hanya akan membunuh cinta itu sedikit demi sedikit sampai akhirnya habis tak bersisa sama sekali.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bahasa cinta masochist</span> mengatakan: aku adalah hambamu, keinginanmu adalah perintah bagiku, <span style="font-style:italic;">your wishes are my commands</span>.<br /><span style="font-weight:bold;"><br />Bahasa cinta sadist</span> mengatakan: aku adalah rajamu, tuanmu, penguasamu, engkau tak lebih dari sekedar benda yang bisa aku mainankan sekehendak hatiku<br /><br />Baik cinta sadist atau masochist memiliki persamaan yaitu: <span style="font-style:italic;">Fusion without integrity</span>. Keduanya, baik Masochist maupun sadist, saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan kesatuan dan keterhubungan. Namun, keduanya tidak menghargai keunikan dan integritas masing-masing pasangan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Bahasa cinta mengatakan:</span> aku dan kau adalah satu, aku dan kau saling peduli dan saling bertanggung jawab satu sama lain. Aku dan kau saling menghormati keunikan dan integritas masing-masing. Aku dan kau saling mengenal, saling mengetahui secara mendalam.<br /><br />Kebebasan yang tidak diimbangi dengan disipilin diri hanya akan menghasilkan jiwa yang lemah. Jiwa lemah itu pada akhirnya akan menghancurkan karakter dan kompetensi seseorang sehingga memberinya batasan baru yang lebih menekan dan menghancurkan.<br /><br />Cinta membutuhkan ruang bebas yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Namun, cinta juga butuh disiplin yang sesuai, agar dapat tumbuh tanpa terlalu banyak gangguan dan godaan.Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-18998802569266170432009-12-08T22:19:00.000-08:002009-12-08T22:29:16.920-08:00Kepada kekasihku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbWYFCfnDBLJgq50QQOO-TkJhyPLE7DwE3i9rPNJ-ZrKghI5mPB3ipJ7O1-wm4FAhBZCgxI6kH6HRadX31S5hreehqoU3UGDxNAbt_60DNhxVzLnXPjrtDuXyQ-WJVp9XpJ6k_pJcB04sr/s1600-h/gurun.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbWYFCfnDBLJgq50QQOO-TkJhyPLE7DwE3i9rPNJ-ZrKghI5mPB3ipJ7O1-wm4FAhBZCgxI6kH6HRadX31S5hreehqoU3UGDxNAbt_60DNhxVzLnXPjrtDuXyQ-WJVp9XpJ6k_pJcB04sr/s320/gurun.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5413119704064862946" /></a><br /><br />kepada kekasihku,<br /><br />kepada kekasihku,<br />yang saat ini jauh dari diriku<br />apalagi hatiku<br />kupersembahkan kata-kata ini<br />kata-kata sederhana<br />yang mungkin tiada cukup menggambarkan apa itu cinta<br />dan segala keindahannya<br /><br />kekasihku,<br /><br />sungguh aku terpesona saat pertama melihatmu<br />namamu langsung terukir di hatiku<br />tanpa bisa aku hapuskan<br />walau telah kucoba<br />dengan berbagai cara yang ku tahu dan ku bisa<br /><br />kekasihku,<br /><br />sungguh aku adalah manusia<br />yang tiada pantas mendampingimu<br />atau untuk sekedar mengagumimu<br />terlalu banyak kekurangan dan kelemahan<br />yang ada pada diriku<br /><br />Kekasihku,<br /><br />entah apa kau rasakan<br />apa yang aku rasakan saat ini<br />betapa aku sangat merindukanmu<br />atau sekedar sekilas melihat senyummu<br />agar dapat terpuaskan dahaga<br />yang bagaikan terik mentari<br />yang membakar padang pasir tandus nan membara<br /><br />Kekasihku,<br /><br />apakah harapan ini akan menjadi kenyataan<br />atau hanya impian di atas impian<br /><br />aku tak tahu, mungkin ku tak kan pernah tahu<br />sampai kapanpunNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-92041677848062540962009-09-28T19:06:00.000-07:002009-09-28T19:11:46.350-07:00Vibrasi Cinta dari dalam diri<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpViSPY8kIycNcB1Irgvph8AcwwETbDLGiBD-VfwuLqBMhw3AYFl0Dpyib0AhgZsP1S_6BPpxhEHz3CUIUMCcN8SKMu6WjW5XwFz1g37L5D7-F3RQIcpFTpBkOfedTM86sWnYJT6jVK3LM/s1600-h/791px-La_Sorgue,_Fontaine-de-Vaucluse.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 242px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpViSPY8kIycNcB1Irgvph8AcwwETbDLGiBD-VfwuLqBMhw3AYFl0Dpyib0AhgZsP1S_6BPpxhEHz3CUIUMCcN8SKMu6WjW5XwFz1g37L5D7-F3RQIcpFTpBkOfedTM86sWnYJT6jVK3LM/s320/791px-La_Sorgue,_Fontaine-de-Vaucluse.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386706077260031394" /></a><br />Saat engkau hanya bisa melihatnya dari kejauhan <br />tanpa ada keberanian untuk mendekat<br />seakan-akan tembok energi yang tebal tak terlihat ...<br />menghalangimu ke sana<br /><br />engkau melihatnya begitu akrab dengan yang lain<br />namun dengan dirimu sendiri entah berapa ratus juta tahun cahaya <br />bahkan engkau merasa seakan-akan dianggap tidak ada<br />......... sama sekali tidak ada <br /><br />Jauh dalam hatimu, engkau merasakan badai datang tiba-tiba<br />membutakan pandanganmu dan menguasai jiwamu<br />menusuk dan membekukan jiwamu ....... yang menggigil kedinginan<br /><br />engkau merasa tak berdaya ...... sangat tak berdaya<br />Sesak terasa nafasmu, bagai ada beban berat menghimpitmu<br />........... beban yang amat sangat berat<br /><br />......... Bagai terjebak dalam badai yang kejam dan dahsyat .....<br /><br />.... atau tenggelam dalam lautan luas tak bertepi, ........ <br /><br />. ....... tidakkah itu merupakan suatu siksaan yang sangat pedih? <br /><br />Sahabat, <br /><br />jika itu yang engkau rasakan, maka tanyakan dirimu<br />getaran atau vibrasi apakah yang sesungguhnya engkau pancarkan kepadanya? <br />Apakah getaran egoistik yang hanya mementingkan diri sendiri, yang sangat-sangat menginginkan dirinya<br />atau getaran kasih sayang yang menentramkan dan menyejukkan jiwa orang lain, terutama orang yang kau cintai<br /><br />Sahabat, <br /><p align="center"><br />Bahasa cinta adalah bahasa hati<br />bahasa hati adalah bahasa emosi<br />bahasa emosi adalah energi<br />bahasa energi adalah getaran atau vibrasi <br />yang kita pancarkan terus menerus tanpa sadar</p> <br /><br />Sungguh, getaran kasih sayang hanya akan timbul dari hati yang dimiliki oleh jiwa yang tenang tentram. hati yang jiwa pemiliknya bergantung hanya pada Allah SWT sehingga memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. <br /><br />Jiwa yang bagaikan pegunungan yang tinggi, yang mata airnya menghasilkan air yang menyegarkan siapapun yang meminumnya, serta irama gemericiknya menentramkan jiwa siapapun yang mendengarnya <br /><br />Jiwa yang tetap menjadi berkah bagi sesama manusia, apapun yang terjadi <br /> <br />Sahabat, <br /> <br />sepertinya waktunya kita semua mengevaluasi kembali, jiwa dan hati yang bagaimana yang kita miliki. Apakah jiwa yang tenang dan tentram, jiwa yang penuh kasih sayang dan terus-menerus memberkati sesama serta terus menerus memperbaiki diri sehingga keberkahan yang dia beri meningkat terus kualitasnya? Ataukah jiwa yang penuh kegelisahan, terus menerus mengutuk sesama manusia dan membiarkan diri semakin menurun kualitasnya dari hari ke hari. Erich Fromm menyebut kehidupan yang kosong dari makna itu sebagai <i>"The Unlived Life"</i> atau kehidupan yang tidak dijalani dengan sepenuh kehidupan alias mati sebelum mati. <br /><br />Hati dari jiwa yang mati bagaikan gunung berapi itu hanya akan menghasilkan vibrasi yang mengerikan bagaikan lahar yang melahap habis semua yang bisa dicapainya.<br /><br />Erich fromm mengingatkan kita bahwa <i>"Destructiveness is the outcome of unlived life"</i> atau kecenderungan untuk menghancurkan adalah hasil dari kehidupan kosong tanpa makna yang tidak dijalani sepenuhnya. <br /><br />Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan kita untuk berdoa kepada Allah: <br /><br /><i>Allahumma ashlih lii diini alladzi huwa 'ishmatu amri, wa ashlih lii dunyaaya allati fiihaa ma'aasyi, wa ashlih lii aakhirati allati fiihaa ma'aadi, waj'alail hayaata ziyaadatan lii fii kulli khair, waj'alil mauta raahatan lii min kulli syarr</i> <br /><br />("Ya Allah, baikkanlah agamaku, karena itulah penjaga urusan (kehidupan)ku. Dan baikkanlah (urusan) duniaku, karena di dalamnya aku hidup. Dan baikkanlah (kehidupan) akhiratku, karena itulah tempat kembaliku (setelah mati). Dan jadikanlah sisa hidupku semakin menambah segala kebaikan. Dan jadikanlah kematianku sebagai waktu istirahatku dari (melakukan atau merasakan) segala keburukan") <br /><br />(HR. Muslim, dinukil dari Ad Du'a minal Kitab wa Sunnah hal. 32) <br /><br />Sebuah nasihat untuk diri sendiri, semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacaNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-47186230230281112282009-09-28T18:43:00.000-07:002009-09-28T18:51:57.265-07:00Memaafkan dengan Cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2xR1Flgg5MV6mQ66De-yZiGDOL974bUyMQHFm5kPPnSKxJzewfAkY_I8iZN0-CqSNV6ymM_XQUGald12Dx-_MkZwRZWagmeroKC3o_xSTp2lnA0TFO6eYdT_MMuvadzRXJ2diRKiXkdYi/s1600-h/800px-Dark_Hollow_Falls.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2xR1Flgg5MV6mQ66De-yZiGDOL974bUyMQHFm5kPPnSKxJzewfAkY_I8iZN0-CqSNV6ymM_XQUGald12Dx-_MkZwRZWagmeroKC3o_xSTp2lnA0TFO6eYdT_MMuvadzRXJ2diRKiXkdYi/s320/800px-Dark_Hollow_Falls.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386701018109546178" /></a><br /><br /><br />Sahabat,<br />Jika kita hanya ingin bersahabat dengan orang-orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, niscaya kita tidak akan pernah menemukan seorang sahabatpun.<br /><br />Sungguh, sahabat-sahabat kita adalah manusia biasa. Mereka juga berproses menjadi untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, sama seperti kita. Bisa jadi, dalam perjalanan hidup ini, mereka mengecewakan kita. Mereka mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Mereka adalah manusia-manusia yang juga terbuat dari tanah lempung sama dengan kita. Sungguh, manusia bukanlah malaikat-malaikat bersayap nan suci dan bersih dari segala kesalahan.<br /><br />Bukankah para Nabi juga pernah melakukan kesalahan? Nabi Adam melanggar larangan Allah SWT untuk mendekati, apalagi menyentuh dan memakan, buah Khuldi. Nabi Adam lalu bertaubat mengakui kesalahannya, seraya mengakui dengan tulus bahwa dia telah berbuat zalim. Nabi Yunus meninggalkan tanggung jawab beliau berdakwah di Kota Ninive sehingga beliau dihukum dengan cara ditelan paus raksasa.<br /><br />Sahabat,<br />Mungkin diantara kita ada yang bertanya, betapa enaknya mereka yang sudah melakukan kesalahan dimaafkan begitu saja. Sepintas memang begitu, namun sesungguhnya memaafkan itu adalah demi kebaikan diri kita sendiri.<br /><br />Setidaknya ada 3 alasan memaafkan:<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. Ke-ikhsan-an Allah SWT:</span><br /><br />kita ingin agar Allah SWT berbuat ikhsan pada kita, bukan sekedar adil. Ikhsan dalam bahasa Arab adalah kebaikan yang paling tinggi, yaitu berbuat baik kepada orang-orang yang sesungguhnya tidak pantas kita beri kebaikan, seperti orang yang zalim pada kita.<br /><br />Jika keadilanNya ditegakkan, habislah kita semua masuk ke dalam Neraka, tidak ada diantara kita yang bakal bisa masuk surga. Bukan tidak mungkin, adanya orang-orang yang zalim pada kita itulah peluang kita berbuat baik bahkan pada mereka, agar Allah SWT berkenan memberi kepada kita balasan yang lebih baik daripada yang pantas kita dapat dengan amal sholeh kita selama ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2.Ketidaksempurnaan kita sendiri:<br /></span><br />kita juga seringkali melakukan dosa dan kesalahan, kita perlu pengampunan. Jiwa manusia berkembang dari kanak-kanak menuju kedewasaan. dalam perjalanan itu, banyak kesalahan yang kita lakukan baik karena kelemahan manusiawi kita atau kurangnya kedewasaan karakter yang kita miliki. Steven Covey mendefinisikan kematangan sebagai keseimbangan antara keberanian dan tenggang rasa.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. Demi kebaikan diri kita sendiri:</span><br /><br />Bryan Tracy dalam buku Change your thinking change your life mengatakan bahwa suatu penjara memerlukan 2 macam orang, penghuni dan penjaga penjara. Apabila seseorang tidak memaafkan orang lain yang bersalah padanya, dia bagaikan penjaga penjara yang terpaksa menjaga tahanan yang seharusnya dia lepaskan sejak dulu. Sungguh sangat disayangkan, hidup yang hanya sekali dan sebentar ini disia-siakan hanya untuk hal seperti itu.<br /><br />Tentu saja masih banyak alasan untuk tetap memaafkan mereka yang bersalah pada kita, namun ketiga alasan di atas cukup kiranya memotivasi kita untuk belajar memaafkan orang lain.<br /><br />Sahabat,<br />Ujian persahabatan adalah menerima sahabat tersebut apa adanya, tidak menuntutnya untuk berubah. Inilah yang oleh Erich Fromm dalam The Art of Loving disebut sebagai Respect atau penghormatan, salah satu unsur terpenting dalam seni Mencintai. Meminta maaf dan memaafkan adalah bagian penting dari respect atau penghormatan tersebut.<br /><br />Sahabat-sahabat kita bukanlah orang-orang yang sempurna, kita ada di dunia ini untuk menyayangi dan memberkahi mereka dengan cinta yang sempurna, cinta yang lebih banyak memberi dan memahami, cinta yang tidak menuntut balasan apa-apa. Cinta seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mampu berada dalam Modus Menjadi atau <i>Being Mode</i>, yaitu mereka yang mengidentifikasi diri dari apa yang mereka lakukan, bukan apa yang mereka miliki. Mode ini bertentangan dengan <i>Having Mode</i>, yaitu orang-orang yang mengidentifikasi diri dengan apa-apa yang mereka miliki. Lagipula, bagi kita orang-orang beragama, sudah jelas dalam keyakinan kita bahwa segala seuatu adalah milik Allah SWT, kita sesungguhnya tidak punya apa-apa dan tidak pernah pula memiliki apapun juga. Kita hanya diberi amanah, tidak lebih dari itu.<br /><br />Memang, ada kalanya orang yang kita mintakan maaf itu tidak mau memaafkan kita. Tentu saja kita tidak harus memohon sampai menyembah-menyembah dan mengeluarkan air mata darah. Namun, secara diam-diam kita dapat terus menerus meningkatkan kemuliaan karakter dan tingkat kompetensi kita. Kita tetap belajar dari kesalahan-kesalahan kita.<br /><br />walaupun ada yang enggan memaafkan kita, namun dia juga berhak mendapatkan keberkahan dari keberadaan kita. Walaupun mungkin dia tidak mengetahuinya, walaupun dia tidak peduli pada kita.<br /><br /><p align="center"><span style="font-weight:bold;">Aku tahu aku yang bersalah<br />aku tahu engkau belum mau memaafkanku<br />namun aku tetap mengambil pelajaran dari semua ini<br />sungguh, jasamu sangat besar dalam perkembangan diriku<br />Engkau adalah orang yang diutus untuk memperbaiki diriku<br />Aku berjanji jika suatu saat kita bertemu lagi,<br />aku sudah menjadi orang yang lebih baik daripada diriku sekarang ini<br /><br />Terima kasih, engkau tetap sahabatku</span></p><br /><br /><span style="font-style:italic;">"Allah SWT will never answer any prayer started with "why ........." but He will answer any prayer started with "How .........." and He will answer them, not through words, but miracles"</span><br /><br />semoga bermanfaat,<br /><br />Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-67234877734155172532009-09-28T18:26:00.000-07:002009-09-28T18:43:20.921-07:00Seni Mencintai dan Tingkat Eksistensi DiriMudahnya bilang cinta,<br />hanya karena suka <br />tak terasa terlena,<br />banyak hati kecewa<br />mungkin kau perlu waktu<br />tanyakanlah hatimu<br />bila terasa hampa<br />saat tiada berjumpa<br />pastilah itu cinta<br /><br />Rafika duri<br /><br />Alkisah, seorang pemuda menemui seorang ustadz yang dikenal cukup bijak dalam memutuskan perkara dan berkata "Pak ustadz, saya sudah tidak lagi mencintai istri saya. Rasa cinta itu sudah tidak ada lagi"<br /><br />sang Ustadz berkata "Cintailah istrimu"<br /><br />sang pemuda berkata lagi "Pak Ustadz, rasa cinta itu sudah tidak ada"<br /><br />sang ustadz berkata lagi "Cintailah istrimu"<br /><br />sang pemuda berkata lagi, mulai kehilangan kesabaran "Pak Ustadz, rasa cinta itu sudah tidak ada"<br /><br />Sang ustadz lantas berkata "Tidak masalah apakah rasa cinta itu masih ada atau tidak, cintailah istrimu. Nak, sesungguhnya cinta itu hakikatnya memberi, bukan menerima. dengan mencintai, maka rasa cinta itu cepat atau lambat akan tumbuh kembali. Jangan hanya menjadikan cinta itu hanya sebagai perasaan yang menuntut untuk dipuaskan tetapi jadikanlah cinta itu sebagai kekuatan untuk memberi dan memahami"<br /><br />Sang pemuda pun menganggukkan kepala, mengerti apa yang dikatakan sang ustadz<br /><br />Sahabat,<br /><br />Sungguh, di dunia ini tidak ada kata terindah sekaligus paling menyakitkan selain cinta. Namun pernahkah kita berintrospeksi cinta macam apakah yang kita punya?<br /><br />Sebelum membahas tentang cinta itu sendiri, kita perlu mengetahui bahwa ada tiga tingkatan eksistensi diri manusia, yaitu materi, energi dan jiwa. <br /><br /><ol><br /><li>Pada <b>eksistensi diri tingkat materi</b>, manusia terus menerus mencari sensasi kenikmatan sesaat. dia merasa terpisah dari lingkungannya dan orang lain. terkdang terjadilah lingkaran setan yang menjebak manusia sehingga sulit meningkat dari eksistensi materi. sensasi yang dia rasakan tidak memuaskan dia dan menyebabkannya mencari sensasi baru yang lebih dahsyat lagi. Sensasi itu bisa berupa sensasi fisik seperti makanan atau minuman, atau psikologis seperti pujian atau perhatian orang lain dsb. Orang yang masih dalam eksistensi materi seringkali merasa bosan dengan sensasi yang sudah ada dan ingin lebih lagi dan lagi. Manusia tingkat materi cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan apa saja yang dia miliki. dalam istilah Mas Jamil, orang-orang ini memiliki <b>mentalitas To Have</b>.</li> <br /><br /><li>pada <b>eksistensi diri tingkat energi</b>, manusia mulai meningkat kepekaannya dan merasakan kesatuan dan keterpautan dengan semesta dan sesamanya. bahwa dia adalah bagian tak terpisahkan dari lautan energi yang meliputi alam semesta ini. jeritan sesamanya yang terbenam dalam penderitaan mulai dia rasakan seakan-akan dia sendirilah yang mengalami penderitaan itu. Sebaliknya, apabila ada sesamanya yang mengalami kegembiraan, dia turut bergembira seakan-akan dia sendirilah yang mengalami kegembiraan itu. <br /><br /></li><li>pada <b>eksistensi diri tingkat jiwa</b>, manusia mulai merasakan benar kekuasaan Allah SWT. Pada tahap eksistensi inilah manusia dapat dengan efektif membangun karakternya. Dia percaya bahwa dengan bantuanNya, dia akan lebih kuat daripada apapun juga di dunia ini. Namun, dalam menggapai impiannya, dia tidak egois dan hanya memikirkan diri sendiri. dia memastikan bahwa impiannya itu akan membawa manfaat bagi sebanyak mungkin manusia dan makhluk yang lain di dunia ini. Pada saat inilah seseorang biasanya mendapat atau merasakan panggilan jiwanya, mencari makna hidup sesungguhnya kata Victor Frankl. <b>Misi hidup,</b> menurut Steven Covey dan <b>Proposal Hidup</b> menurut Bapak Jamil Azzaini. Mereka memiliki mentalitas yang berbeda dengan orang-orang yang ada di tingkat materi yaitu mentalitas To Be atau mentalitas menjadi. Mereka secara proaktif mampu menulis ulang naskah kehidupan mereka agar sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan. Mereka mampu untuk menjadi lebih pengertian, lebih tekun, lebih sabar, lebih bersyukur dan sebagainya.</li> <br /></ol><br />Maka,<br /><ol><br /><li>Jika seseorang mencintai pasangannya karena keelokan parasnya, maka sesungguhnya orang itu masih berada di tingkat eksistensi materi. Hawa nafsu masih mendominasi orang yang cintanya seperti ini. Sesungguhnya yang dia cari hanyalah sensasi, kenikmatan sesaat. Baik sensasi yang bersifat fisik atau psikologis.</li><br /><br /><li>Jika seseorang mencintai pasangannya selama tingkat energinya kondusif, yaitu saat orang itu merasa nyaman saat mengajak pasangannya berinteraksi, maka sesungguhnya dia berada di tingkat eksistensi energi.</li><br /><br /><li>Jika seseorang mencintai pasangannya tanpa syarat, hanya ingin memberkahinya sebagai seseorang yang dititipkan oleh Allah SWT kepadanya maka sesungguhnya dia telah berada di tingkat eksistensi jiwa. Dia telah memiliki karakter yang agung yaitu karakter yang terbentuk karena kebiasaan-kebiasaan baik yang selaras dengan syariat dan sunnatullah atau hukum-hukum alam.</li><br /></ol><br />Cinta pada eksistensi jiwa inilah yang mendorong seseorang mencintai yang dia cintai tanpa syarat, walaupun parasnya biasa saja atau tingkat energinya sedang kurang kondusif. Cinta yang lebih banyak mendengarkan, memahami, menghargai dan memberi. Cinta yang menghasilkan tabungan emosi positif yang jumlahnya tak terkira. <br /><br />Sahabat,<br /><br />ketika kita menikmati kopi instant, tentunya yang kita nikmati dan kita sukai adalah isinya. Diseduh air panas dan diminum perlahan-lahan, hmmmmmmmm nikmaat. bungkus aluminium foil-nya tentu saja kita buang, bukankah jarang sekali ada orang yang suka mengoleksi bungkus kopi <br /><br />namun, apakah kita mencintai orang yang kita cintai dengan cara yang sama? kita hanya menyukai aspek-aspek tertentu darinya, apakah fisik atau parasnya saja atau tingkat energinya semata. Tentu saja tidak, jika ya, maka kita sesungguhnya tidak mencintai orang tersebut tetapi hanya sekedar menyukainya. Itu pun tidak 100 persen, tetapi hanya sebagian saja yang sesuai dengan selera kita. <br /><br />Manusia adalah makhluk mulia yang harus dihargai secara keseluruhan. Manusia memang terdiri dari berbagai unsur seperti materi/fisik, energi dan jiwa. Namun, keseluruhan unsur-unsur itu membentuk satu kesatuan utuh yang disebut manusia. Hal ini tent tidak menafikan adanya kekurangan dalam diri manusia. <br /><br />Karena itulah, mencintai seorang manusia haruslah dengan integritas pribadi yang kukuh. Cinta yang terpatrikan integritas di dalamnya akan menjadi benteng yang kukuh dan rumah yang nyaman bagi jiwa orang yang dicintai. Cinta yang benar-benar bisa dipercaya, tidak akan memanipulasi atau berbohong. <br /><br />Erich Fromm mengatakan bahwa Cinta bukanlah sentimen yang dapat dinikmati oleh orang-orang tanpa pandang kedewasaan dan kematangan emosi. Fromm menyebut cinta seperti ini sebagai cinta produktif. Cinta yang oleh sang pencinta lebih difokuskan pada aktifitas, lebih memberi dan memahami secara proaktif. Memberi di sini tidak selalu dimaknai dengan materi, namun lebih kepada hal-hal yang bersifat energi atau spiritual seperti perhatian, pertolongan, dan menyediakan diri untuk dijadikan sandaran saat diperlukan. <br /><br />Aktifitas dan pemberian itu didorong oleh adanya rasa kepedulian dari sang pencinta pada yang dicintainya. Kepedulian yang menimbulkan rasa tanggung jawab atau <i>responsibility</i>. Orang yang mencintai dengan cinta yang sejati tentu akan merespon dengan baik terhdap kebutuhan siapa saja yang dia cintai.<br /><br />Namun, rasa tanggung jawab tersebut harus diimbangi dengan rasa hormat atau <i>respect</i>. Rasa hormat di sini adalah mencintai dengan membiarkannya tetap menjadi dirinya. Respon sang pencinta terhadap kebutuhan kekasihnya adalah respon yang tulus tanpa ada kepentingan terselubung di dalamnya. Respon yang tidak terdistorsi oleh keinginan atau ketakutan sang pencinta. "Aku mencintaimu sebagaimana engkau adanya, bukan sebagaimana yang aku inginkan", demikian kira-kira isi kepala dan hati mereka. <br /><br />Rasa hormat seperti di atas hanya bisa didapatkan apabila sang pencinta adalah orang yang merdeka, yang telah mencapai kemerdekaan sepenuhnya atau <i>Private Victory</i> dalam istilah Steven Covey. <br /><br />Rasa hormat itu sendiri hanya bisa didapatkan apabila sang pencinta memiliki ilmu pengetahuan yang memadai, baik tentang cinta itu sendiri ataupun orang yang dicintai. Pengetahuan seperti ini, selain diperoleh dengan belajar melalui berbagai sarana seperti buku, internet dan sebagainya, juga bisa diperoleh dengna komunikasi yang jujur, efektif dan saling terbuka penuh kepercayaan. Keterbukaan seperti itu tentu menimbulkan kerentanan, dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keimanan yang kukuh. <br /><br />Karena itulah Erich Fromm mengatakan bahwa cinta adalah aksi dari orang-orang yang memiliki keimanan yang kukuh dalam dirinya. Orang-orang yang imannya lemah, maka Cintanya juga lemah. <br /><br /><i>Love means to commit oneself without guarantee, to give oneself completely in the hope that our love will produce love in the loved person. Love is an act of faith, and whoever is of little faith is also of little love.</i><br />- Erich Fromm<br /><br />Cinta seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah mampu berada dalam Modus Menjadi atau <b>Being Mode</b>, yaitu mereka yang mengidentifikasi diri dari apa yang mereka lakukan, bukan apa yang mereka miliki. Mode ini bertentangan dengan <b>Having Mode</b>, yaitu orang-orang yang mengidentifikasi diri dengan apa-apa yang mereka miliki. Lagipula, bagi kita orang-orang beragama, sudah jelas dalam keyakinan kita bahwa segala seuatu adalah milik Allah SWT, kita sesungguhnya tidak punya apa-apa dan tidak pernah pula memiliki apapun juga. Kita hanya diberi amanah. <br /><br />Maka, jelaslah kini bagi kita bahwa yang namanya cinta tidaklah identik dengan sekedar suka. Cinta adalah seni, yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang terlatih di dalam melaksanakan seni tersebut. <br /><br />Sahabat,<br /><br />Cinta bukanlah perkara remeh, mudah atau main-main. Cinta adalah Seni Maha Agung yang tidak semua orang bisa melakukannya. Orang harus belajar dan berlatih, bahkan kadang harus berjuang untuk mencintai dan mendapatkan cinta pada akhirnya. <br /><br />Namun demikian, tidak pernah ada kata terlambat dalam belajar Seni mencintai. selama kita masih dianugerahi dan diamanahi kehidupan, maka saat itulah kita terus menerus belajar Seni mencintai, sehingga cinta yang indah itu akan menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita. <br /><br />Cinta tanpa seni mencintai bagai kapal rapuh yang penuh kebocoran berlayar di lautan, setiap saat bisa kandas atau tenggelam. Cinta dengan seni mencintai bagai <b>Bahtera Nabi Nuh</b> yang tidak akan pernah tenggelam walaupun badai dahsyat menggulung lautan yang sedang dilayari.<br /><br />Semoga bermanfaatNaharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7300242295035303269.post-19830642531616900352009-09-28T18:20:00.000-07:002009-09-28T18:25:48.890-07:00Hikmah Patah Hati<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjocH697D_ipELb_iHi9N3v4LH7dMmz4TGAPsEPNdE-HEBqJJGtnippwKH5vFnEdWC2nhxhk-zJ0jkibz5AuoS8vPr-i2rxWcnXSj53BdlzmQ5PfqpYtdDx7y60yG0pQ7LUwhsa8daggEc9/s1600-h/798px-Windbuchencom.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 241px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjocH697D_ipELb_iHi9N3v4LH7dMmz4TGAPsEPNdE-HEBqJJGtnippwKH5vFnEdWC2nhxhk-zJ0jkibz5AuoS8vPr-i2rxWcnXSj53BdlzmQ5PfqpYtdDx7y60yG0pQ7LUwhsa8daggEc9/s320/798px-Windbuchencom.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5386694173842747058" /></a><br /><br /><br />Ya Tuhanku yang Maha Pengasih<br />Engkau sahaja pemeliharaku<br />Dengarkan rintahan hambaMu ini<br />jangan Kau biarkan ku sendiri<br />Agar ku dapat bahagia walau tanpa bersamanya<br />gantikanlah yang hilang tumbuhkan yang telah patah<br />kuinginkan bahagia di dunia dan akhirat<br />padaMu Tuhan kumohon segala<br /><br />InTeam, Doa Seorang kekasih<br /><br />Sahabat,<br /><br />Sungguh, di dunia ini tidak ada kata terindah selain cinta. Namun, sudah tidak terhitung berapa banyak yang menderita karena kata tersebut. Bahkan ada yang memilih sakit gigi daripada sakit hati karena putus cinta alias patah hati. <br /><br />Patah hati bisa jadi adalah anugerah tersembunyi yang diberikan olehNya agar hati kita yang telah mengeras dan membeku menjadi lembut dan peka pada tanda-tanda kekuasaanNya. Musim dingin tersebut adalah kesempatan bagi kita "berhibernasi" dan berkontemplasi dengan relaks sebagai bekal menghadapi kehidupan yang akan datang. <br /><br />Bukan tidak mungkin, orang yang menyebabkan kita patah hati sehingga menderita, nelangsa dan sebagainya adalah "utusan"Nya yang bertugas memaksa kita kembali ke jalan yang benar, jalan yang Dia kehendaki. setelah tugasnya selesai, biarlah sang "utusan" pergi meninggalkan kita, tidak perlu kita mengejarnya. Kita tinggal meneruskan perjalanan di jalan yang Dia kehendaki, di mana kebahagiaan yang dijanjikan untuk kita menanti jika kita sabar meniti jalan lurus tersebut. <br /><br />Mungkin yang perlu diperbaiki adalah pemahaman kita tentang kesenangan dan ksedihan, yang bagaikan musim semi dan musim dingin. Sehingga kita menerima datangnya musim dingin kesedihan di hati kita sebagaimana kita menerima kedatangan musim dingin di ladang pertanian kita. Saat kita tidak bisa menanam apapun di ladang tersebut.<br /><br />Jika suatu saat kita menemukan cinta yang lain, mudah-mudahan saat itu kita telah menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa. Suatu pribadi yang lebih siap untuk mencintai dengan Cinta yang lebih banyak mendengarkan, memahami, menghargai dan memberi. Cinta yang jauh lebih sabar dan penuh kasih sayang. Cinta yang menghasilkan tabungan emosi positif yang jumlahnya tak terkira. Cinta yang terpatrikan integritas di dalamnya, yang akan menjadi benteng yang kukuh dan rumah yang nyaman bagi jiwa orang yang dicintai. Cinta yang benar-benar bisa dipercaya, tidak akan memanipulasi atau berbohong. <br /><br />Jikapun kita menuntut sesuatu dari yang kita cintai, yang kita tuntut tersebut bukanlah demi kepentingan atau kesenangan pribadi namun sesungguhnya untuk kebaikan yang dicintai juga. Tuntutan yang lebih merupakan dorongan rasa tanggung jawab sebagai seorang pencinta yang menjaga kekasihnya dari segala mara bahaya. Tuntutan yang tidak disertai paksaan, yang tetap dalam koridor penghormatan kepada yang dicintai. <br /><br />"The deeper that sorrow carves into your being, the more joy you can contain" demikian kata Kahlil Gibran. Kepedihan yang kita alami sesungguhnya merupakan petunjuk akan datangnya bahagia. <br /><br />When God wants to give you His Wisdom and His Guidance and He finds the door of your heart locked, then He sends you an angel to break your heart so the wisdom and guidance can enter. The problem is that you chase the angel and you forget and ignore the wisdom and guidance God has given. <br /><br />Sungguh, cinta adalah hal teragung yang ada di muka bumi ini dan hanya pantas untuk diberikan kepada Dia yang Kekal Abadi, yang tidak akan pernah mengecewakan para pencintaNya, disertai rasa takut dan harapan padaNya. <br /><br />Sebuah nasihat untuk diri sendiri yang sedang patah hati. <br /><br />Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membaca <br /><br />Inspired by: The Art of Loving, Erich Fromm dan The Prophet, Kahlil Gibran<br /> <br />Muhammad Nahar, SEFTer angkatan 49Naharhttp://www.blogger.com/profile/04560686598238568685noreply@blogger.com0